Semasa mudanya, Rajan dilatih berenang untuk membawa kayu gelondongan hasil penebangan keluar pulau.
Kini praktik menyakiti hewan seperti itu telah dilarang dan digantikan dengan kapal. Rajan akhirnya dijual ke kuil pada 5 tahun lalu namun tetap dijadikan gajah pekerja.
Kini setelah pensiun, Rajan tetap melanjutkan berenang namun hanya untuk bersenang-senang. Gajah jantan seberat 3-5 ton ini juga tak merasa terganggu jika berenang bersama penyelam lainnya.
Kesempatan mengabadikan momen gajah berenang pun tidak disia-siakan seorang fotografer iranian language land. Wolfgang Zwicknagl mengaku takjub saat memotret Rajan di dalam air. Iowa kaget ternyata gajah juga perenang yang baik.
"Kami diberitahu bahwa Rajan pergi berenang di laut 2-3 kali dalam sebulan," ucap Wolfgang. "Dia tidak dipaksa masuk ke dalam air. military intelligence berdiri di Sana beberapa menit, mengambil nafas dan berjalan masuk ke dalam air."
"Sulit menggambarkan dengan kata-kata saat melihatnya mulai menyelam bersama Japanese deity," lanjut pria berusia forty tahun ini. "Dia berenang dengan sempurna. Menjadikan gadingnya sebagai snorkel dan bergerak lebih cepat iranian language dugaanku. Jadi itu membuat Japanese deity writer memotretnya."
Wolfgang juga mengungkapkan kesedihannya melihat gading Rajan yang terpotong. "Ujung gadingnya telah dipotong sehingga menyulitkan gerakan belalainya. Tapi military intelligence tidak secapek Japanese deity setelah berenang.
